Keindahan di Balik Mistisnya Taman Nasional Alas Purwo
Taman Nasional Alas Purwo, mendengar namanya saja sudah terbayang cerita mistis yang berkembang di masyarakat. Kalau kata orang Jawa, Alas Purwo merupakan tempat wingit atau angker. Konon katanya, Alas Purwo merupakan kerajaan terbesar makhluk ghaib di Tanah Jawa.
Masyarakat sekitar pun masih percaya jika Alas Purwo merupakan Hutan Keramat. Tak sedikit pula yang datang untuk bersemedi disana.
Tenang, saya bukan mau bercerita horor tentang tempat berkumpul makhluk ghaib sePulau Jawa ini kok. Dibalik keseramannya ternyata Alas Purwo menyimpan Keindahan Alam yang "HQQ" (kosa kata anak jaman sekarang)
Gapura Masuik Taman Nasional Alas Purwo |
Well, that's how the story begin.
Awalnya saya gak tau sama sekali kalau bakal dibawa main ke Alas Purwo, Karena katanya ke Savana gitu. Saya pikir Savana nya ya di Taman Nasional Baluran.
Masih terkaget waktu teman saya ngikutin GPS buat kesini, lewat jalan setapak kebun-kebun jeruk dan jati.
TIPS: untuk kalian yang bawa motor kalau mau ngikutin GPS mending pakai setting buat mobil atau lebih aman tanya warga sekitar.
Untuk tiket masuknya Rp. 5000/weekdays dan Rp 7.500/weekend.
Kondisi Jalan di Taman Nasional ini cocok untuk wisatawan, karena jalannya beraspal meskipun banyak yang sudah rusak dan berlubang.
Oh iya, jika kesini jangan lupa menyimpan barang bawaan apalagi makanan karena banyak anak-anak(monyet) yang berkeliaran, bisa-bisa di ambil loh seperti nasib roti teman saya.
Tempat pertama yang menyuguhkan mata adalah Padang Rumput Sadengan
Disini kalian akan disuguhkan padang rumput yang luas dan fauna yang beragam, jika kalian beruntung kalian dapat melihat kijang,banteng, babi hutan, rusa, merak dan berbagai macam unggas hutan.
Biasanya fauna keluar sebelum matahari terik sekitar pukul 06.30 WIB-10.00 WIB. Karena di siang hari fauna berlindung di balik pohon.
merak di padang sadengan |
Nah, jangan senang dulu, karena kita tidak dapat langsung bersentuhan dengan hewan-hewan disana.
Namun, kita di sediakan tempat teduh dengan bangunan bertingkat dua yang memudahkan wisatawan atau peneliti untuk mengawasi sekeliling dari ketinggian.
Tempat kedua yang saya kunjungi adalah Pantai Pancur.
Setelah dari Padang Savana Sadengan kalian tinggal lurus saja sampai menemui palang bertuliskan Pantai Plengkung.
Pantai Plengkung dan Pantai Pancur berada di satu kawasan.
Disebut Pantai Pancur, karena ada sungai yang bermuara ke pantai ini dan membentuk Pancuran.
Pantai berpasir putih ini memiliki ombak yang lumayan tinggi, sebenarnya pantai ini indah sekali saat dilihat dari atas. Namun saat kita turun ke pantai, dari ujung hingga ujung lagi berserakan sampah-sampah.Mulai balok kayu, ranting, botol dan plastik-plastik hingga sandal.
Herannya sampah yang saya temui pun paling banyak adalah sandal. Darimana coba sandal-sandal ini kok malah mangkir di pinggir pantai.
Setelah Pantai Pancur adalagi pantai lain, Pantai Plengkung dan Pantai Trianggulasi. Sayangnya saya tidak sempat mampir kesana. Untuk ke Pantai Plengkung, kita tidak diperbolehkan menggukan kendaraan pribadi, jadi harus sewa kendaraan perhutani, memang sih harganya lumayan merogoh kantong. Tapi jangan salah, Pantai Plengkung sudah terkenal ke mancanegara loh, karena ombaknya yang cocok untuk surfing.
Di Alas Purwo juga terdapat banyak Goa yang masih banyak dikunjungi orang untuk bersemedi maupun melakukan ritual khusus.
Jadi, gimana? Tertarikkan mengunjungi Hutan Keramat di Pulau Jawa?
iya, kesan pertama saat dnger atau liat alas puro, Mistis mbak
ReplyDeletetapi trnyata keindahan alamnya ajip bener lahh hhehee
sudah pernah kesini belum mbak? ayo kesini, piknik2 kecil
DeleteMau dong kak diajakin ke situ
ReplyDeletesudah aku ajak nih lewat tulisan
Deletethe part of sandal is the best information for me. lol
ReplyDeleteYou can find your favorite sandal there
Deleteada banteng pantan albino wkwkwkw
ReplyDeletewkwk sungguh nih pantat albino
DeleteWaktu orientasi UKM Kesenian UNEJ lokasinya di sini mbak. tentang magisnya saat itu adalah ketika bersiul air laut tiba-tiba pasng...tapi entahlah bagaimana sebenarnya yang pasti memang aku mengalami hal seperti itu. TFS ya
ReplyDeletewah jeng yuni, alumni unej juga? gak main2 lagi jeng ke Jember?
Deletedi sana masih banyak orang melakukan rituan ya.. uhm..
ReplyDelete